Judul Buku : Catatan Ichiyo
Pengarang : Rei Kimura
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2012
Catatan Ichiyo (Perempuan Miskin
di Lembar Uang Jepang)
Cahaya matahari senja mulai meredup
ketika seorang wanita berumur 24 tahun dengan kimononya yang lusuh terbaring
sakit diatas futonnya yang lusuh juga, ditemani adiknya. Wanita itu bernama Natsuko,
atau lebih dikenal dengan nama Ichiyo dan adik perempuannya bernama Kuniko. Kuniko tetap setia merawat Ichiyo
yang sekarang sedang menderita penyakit tuberkulosis paru-paru pada stadium
parah dan tak mungkin dapat tertolong.
Keesokan harinya, pintu diketuk dari luar
dan Kuniko dengan enggan beranjak dari futonnya sendiri. Ternyata yang datang
adalah Goro, salah satu pengagum Natsu. Sesampainya di kamar Natsu, Goro
berseru bahwa Ichiyo telah tiada. Kuniko sangat terpukul oleh berita itu dan
pemakaman Ichiyo dilaksanakan secara sederhana. Seusai dari pemakaman, Kuniko
menemukan sebuah kertas berisi catatan dari Ichiyo.
Pagi itu, Noriyoshi Higuchi berangkat ke
sekolah dengan melewati kebun bambu padahal ia diperintah orangtuanya untuk
menghormati lahan tetangga. Dan benar saja, ia ditegur seorang perempuan
bernama Furuya Ayame. Hari selanjutnya, Noriyoshi tidak melewati kebun bambu
tersebut akan tetapi suatu hari, ia merasa penasaran dengan perempuan yang
beberapa hari lalu ia temui. Furuya dan
Noriyoshi akhirnya jatuh cinta tetapi tidak direstui orangtua Furuya. Furuya
dan Noriyoshi lalu memutuskan pergi ke kota Edo.
Setelah sampai di Edo, mereka menyewa
sebuah rokryan murah untuk bermalam
dan berusaha mencari pekerjaan. Furuya mempunyai empat orang anak, anak pertama
bernama Fuji, anak kedua bernama Sentaro, anak ketiga bernama Natsuko, dan anak
keempat bernama Kuniko. Noriyosi bercita-cita untuk memasuki tingkatan
“Samurai”. Ketika posisi samurai telah diraih, Sentaro menderita penyakit TBC
sehingga harus menghabiskan uang banyak untuk berobat. Akhirnya tabungan mereka
habis.
Natsuko adalah anak yang paling disayang
oleh Noriyosi. Ia diajari banyak hal tentang sajak-sajak kuno, dan berharap
agar kelak Natsuko menjadi penulis dan penyair di zaman Meiji. Akan tetapi,
Furuya membantah bahwa seorang perempuan dapat menjadi penulis sehingga natsuko
mempunyai tekad yang sangat kuat.
Di sekolahnya, Natsuko mendapat teman
bernama Masao, dengan hobi yang sama pula yaitu membaca. Belum lama mereka berteman, Masao pindah ke
Hokkaido. Setelah Natsuko menjadi seorang penulis, ia mengubah namanya menjadi
Ichiyo. Tak lama kemudian, ayah Ichiyo, Noriyoshi ikut menyusul kepergian
Sentaro meninggalkan keluarga dan beban keluarga berada di pundak Ichiyo, gadis
yang masih berusia 17 tahun. Semenjak Noriyoshi meninggal, Ichiyo dan
keluarganya sering berpindah tempat tinggal. Mereka melakukan pekerjaan
berdagang, mencuci baju dan menjahit kimono orang lain demi mendapatkan makanan
paling sederhana, yaitu semangkuk nasi, sup
misho siro, dan acar. Ichiyo tetap didukung adiknya untuk menulis.
Agar novel pertamanya dimuat dalam majalah, Ichiyo mendekati Nakarai Tosui dan sempat mengaguminya. Novel pertama Ichiyo terbit akan tetapi uangnya belum cukup untuk menghidupi keluarganya. Di tengah keterbatasannya, Ichiyo menemukan sebuah surat perjanjian hutang teman ayahnya yang dulu meminjam uang kepada ayah Ichiyo sehingga uang itu dapat digunakan untuk berpindah ke daerah mendekati kota. Lama kelamaan, novel Ichiyo banyak terbit dan Ichiyo mempunyai banyak penggemar. Bahkan , kritikus paling tajam sekalipun memberi komentar positif terhadap karya Ichiyo. Uang dari hasil itu cukup untuk melunai hutang keluarga dan membantu memenuhi kebutuhan. Bahkan para penggemar Ichiyo bersedia melunasi hutang-hutang keluarga Ichiyo. Lama kelamaan, kondisi Ichiyo memburuk karena menderita penyakit TBC seperti kakaknya dulu. Para penggemar Ichiyo khawatir dan mereka berdoa untuk kesehatan Ichiyo akan tetapi akhirnya Ichiyo menghembuskan nafas terakhirnya saat ia masih berusia 24 tahun.
Baru ketika akhir dari kehidupannya,
karya-karya Ichiyo diakui dan wajahnya beredar pada lembar uang kertas 5000 yen
Jepang. Sebuah penghomatan yang tak mungkin dicapai oleh wanita pada zaman itu.
http://adreamersecret.blogspot.co.id/2015/06/resensi-novel.html
-Author: Adreamer-
http://adreamersecret.blogspot.co.id/2015/06/resensi-novel.html
-Author: Adreamer-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you for visiting my blog :)