Kamis, 04 Juni 2015

Sinopsis Novel Catatan Ichiyo



Judul Buku                 : Catatan Ichiyo
Pengarang                 : Rei Kimura
Penerbit                     : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit              : 2012

Catatan Ichiyo (Perempuan Miskin di Lembar Uang Jepang)


Novel Terjemahan

Hasil gambar untuk catatan ichiyo novel
Cahaya matahari senja mulai meredup ketika seorang wanita berumur 24 tahun dengan kimononya yang lusuh terbaring sakit diatas futonnya yang lusuh juga, ditemani adiknya. Wanita itu bernama Natsuko, atau lebih dikenal dengan nama Ichiyo dan adik perempuannya bernama  Kuniko. Kuniko tetap setia merawat Ichiyo yang sekarang sedang menderita penyakit tuberkulosis paru-paru pada stadium parah dan tak mungkin dapat tertolong.

Keesokan harinya, pintu diketuk dari luar dan Kuniko dengan enggan beranjak dari futonnya sendiri. Ternyata yang datang adalah Goro, salah satu pengagum Natsu. Sesampainya di kamar Natsu, Goro berseru bahwa Ichiyo telah tiada. Kuniko sangat terpukul oleh berita itu dan pemakaman Ichiyo dilaksanakan secara sederhana. Seusai dari pemakaman, Kuniko menemukan sebuah kertas berisi catatan dari Ichiyo.

Pagi itu, Noriyoshi Higuchi berangkat ke sekolah dengan melewati kebun bambu padahal ia diperintah orangtuanya untuk menghormati lahan tetangga. Dan benar saja, ia ditegur seorang perempuan bernama Furuya Ayame. Hari selanjutnya, Noriyoshi tidak melewati kebun bambu tersebut akan tetapi suatu hari, ia merasa penasaran dengan perempuan yang beberapa hari lalu ia temui. Furuya  dan Noriyoshi akhirnya jatuh cinta tetapi tidak direstui orangtua Furuya. Furuya dan Noriyoshi lalu memutuskan pergi ke kota Edo.

Setelah sampai di Edo, mereka menyewa sebuah rokryan murah untuk bermalam dan berusaha mencari pekerjaan. Furuya mempunyai empat orang anak, anak pertama bernama Fuji, anak kedua bernama Sentaro, anak ketiga bernama Natsuko, dan anak keempat bernama Kuniko. Noriyosi bercita-cita untuk memasuki tingkatan “Samurai”. Ketika posisi samurai telah diraih, Sentaro menderita penyakit TBC sehingga harus menghabiskan uang banyak untuk berobat. Akhirnya tabungan mereka habis.

Natsuko adalah anak yang paling disayang oleh Noriyosi. Ia diajari banyak hal tentang sajak-sajak kuno, dan berharap agar kelak Natsuko menjadi penulis dan penyair di zaman Meiji. Akan tetapi, Furuya membantah bahwa seorang perempuan dapat menjadi penulis sehingga natsuko mempunyai tekad yang sangat kuat.

Di sekolahnya, Natsuko mendapat teman bernama Masao, dengan hobi yang sama pula yaitu membaca.  Belum lama mereka berteman, Masao pindah ke Hokkaido. Setelah Natsuko menjadi seorang penulis, ia mengubah namanya menjadi Ichiyo. Tak lama kemudian, ayah Ichiyo, Noriyoshi ikut menyusul kepergian Sentaro meninggalkan keluarga dan beban keluarga berada di pundak Ichiyo, gadis yang masih berusia 17 tahun. Semenjak Noriyoshi meninggal, Ichiyo dan keluarganya sering berpindah tempat tinggal. Mereka melakukan pekerjaan berdagang, mencuci baju dan menjahit kimono orang lain demi mendapatkan makanan paling sederhana, yaitu semangkuk nasi, sup misho siro, dan acar. Ichiyo tetap didukung adiknya untuk menulis.


Agar novel pertamanya dimuat dalam majalah, Ichiyo mendekati Nakarai Tosui dan sempat mengaguminya. Novel pertama Ichiyo terbit akan tetapi uangnya belum cukup untuk menghidupi keluarganya. Di tengah keterbatasannya, Ichiyo menemukan sebuah surat perjanjian hutang teman ayahnya yang dulu meminjam uang kepada ayah Ichiyo sehingga uang itu dapat digunakan untuk berpindah ke daerah mendekati kota. Lama kelamaan, novel Ichiyo banyak terbit dan Ichiyo mempunyai banyak penggemar. Bahkan , kritikus paling tajam sekalipun memberi komentar positif terhadap karya Ichiyo. Uang dari hasil itu cukup untuk melunai hutang keluarga dan membantu memenuhi kebutuhan. Bahkan para penggemar Ichiyo bersedia melunasi hutang-hutang keluarga Ichiyo. Lama kelamaan, kondisi Ichiyo memburuk karena menderita penyakit TBC seperti kakaknya dulu. Para penggemar Ichiyo khawatir dan mereka berdoa untuk kesehatan Ichiyo akan tetapi akhirnya Ichiyo menghembuskan nafas terakhirnya saat ia masih berusia 24 tahun.

Baru ketika akhir dari kehidupannya, karya-karya Ichiyo diakui dan wajahnya beredar pada lembar uang kertas 5000 yen Jepang. Sebuah penghomatan yang tak mungkin dicapai oleh wanita pada zaman itu. 

http://adreamersecret.blogspot.co.id/2015/06/resensi-novel.html

-Author: Adreamer-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thank you for visiting my blog :)