“Tak semua batu bata diletakkan pada posisi tinggi, dan tidak juga harus semuanya ada dibawah. Bahkan terkadang si tukang batu memotong batu bata tertentu jika dibutuhkan untuk menutup posisi batu bata yang masih kosong guna melengkapi bangunannya”.
Menjadi Batu Bata dalam Bangunan Ini
Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan aku dengan nabi sebelumku, ibarat seorang lelaki membuat sebuah bangunan, yang diperindah dan dipercantik seluruhnya, kecuali satu tempat untuk batu bata di salah satu sudutnya. Ketika orang-orang mengelilinginya, mereka kagum dan berkata, seandainya ada batu bata diletakkan di situ. Maka akulah batu bata itu, dan aku adalah penutup para nabi.”
Dakwah adalah estafet perjuangan yang berlandaskan pada dua asas yaitu akidah dan akhlak serta syariat.
Batu Bata yang Unik dan Kas.
Kekhasan, keunggulan, keunikan, penting untuk dimiliki. Sebagaimana para nabi dan salafus shalih memiliki kriteria istimewa yang menghiasi perjalanan mereka dalam memperjuangkan agama Allah swt. Rasulullah saw bersabda: “Abu Bakar Shiddiq ra adalah manusia paling penyayang. Umar Al Faruq adalah yang paling tegas dalam agama Allah. Usman bin affan ra adalah yang paling tulus dalam sifat malunya. Ali bin Abi Thalib ra adalah yang paling adil. Ubay bin Ka’ab adalah yang paling menguasai bacaan Al Quran. Mu’az bin Jabbal yang paling mengetahui halal dan haram. Zaid bin tsabit yang paling mudah memberi pinjaman. Ketahuilah setiap umat itu mempunyai delegasi kepercayaan. Dan orang yang paling dipercaya menjadi delegasi adalah Abu Ubaidah bin Al Jarrah”. (Sunan Ibnu Majah, no 154)
Untuk Menolong, Bukan Ditolong
Jalan dakwah ini mengajarkan da’i untuk lebih memberi perhatian dan pertolongan kepada orang lain, bukan sebaliknya. Sayid Qutub rahimahullah menuliskan: “Sesungguhnya orang yang hidup untuk dirinya sendiri, ia akan hidup kecil dan mati sebagai orang kecil. Sedangkan orang yang hidup untuk umatnya, ia akan hidup mulia dan besar,serta tidak akan pernah mati.”
Perbekalan Perjalanan Dunia
|
Perbekalan Perjalanan dari Dunia
|
Menyelamatkan dari
penderitaan yang belum terjadi
|
Menyelamatkan dari
penderitaan yang pasti terjadi
|
Menyelamatkan dari
kesulitan sementara
|
Menyelamatkan dari
kesulitan yang tiada habisnya
|
Mengantarkan pada
kenikmatan dan mungkin saja pada saat yang sama kita mengalami rasa sakit,
letih, kepayahan
|
Membuat kita
terlepas dari marabahaya dan terlindung dari kebinasaan yang sia-sia.
|
Memiliki karakter
bahwa kitaakan melepaskan dan meninggalkan sesuatu dalam perjalanan
|
Kita akan
lebih banyak menerima dan semakin dekat dengan tujuan.
|
Mengantarkan
pada kepuasan syahwat dan hawa nafsu
|
Mengantarkan pada
kesucian dan kemuliaan.
|
- Rabithatu al ‘aqidah (ikatan aqidah): kesamaan imanlah yang menghimpun dan mengikat kami bersama saudara2 kami di sini.
- Rabithatu al fikrah (ikatan pikiran): kesamaan ide, gagasan, keinginan dan cita-cita hidup yang kami yakini merupakan sarana yang bisa menyampaikan kami kepada keridhaan Allah swt.
- Rabithatu al ukhuwwah (ikatan persaudaraan): para da’i terikat dengan ruh persaudaraan yang tulus. Salah satu golongan yang dinaungi Allah adalah orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu karena Allah, dan berpisah karena Allah swt.
- Rabithatu at tanzhim (ikatan organisasi dakwah): dalam organisasi dakwah ini berlaku pula disiplin dan aturan yang disepakati untuk diberlakukan di jalan dakwah.
- Rabithatu al’ahd (ikatan janji pada Allah): di jalan dakwah, da’i telah mengikrarkan janji. Janji yang paling minimal adalah janji yang tercetus dalam hati, janji kepada Allah, janji kepada saudara-saudara perjalanan untuk tetap setia dan mendukung perjalanan.
- Pemahaman. Karena itu pelurusan pemahaman (Al fahm) yang benar harus terlebih dahulu dilakukan agar segala sesuatunya jelas. Barulah setelah itu kebersamaan bisa dibangun lebih solid dan kuat sehingga kemungkinan perpecahan dan perselisihannya menjadi kecil.
- Ketakutan dan kekhawatiran. Meninggalkan amal jamai bias dilatarbelakangi ketakutan dan kekhawatiran terhadap amal-amal Islam yang dilakukan secara terorganisir dan tertata rapi.
- Motif ketertarikan kepada individu, bukan manhaj. Berada di jalan ini adalah karena terikat pada sebuah manhaj (sistem dan cara) yang dilakukan sebuah jamaah bukan karena individu-individu atau tokoh-tokohnya agar tidak kecewa ketika individu atau tokoh tersebut berbuat kesalahan
Tsiqoh
Kepatuhan dan ketaatan kepada pemimpin selama pemimpin tersebut tidak memerintahkan kepada perbuatan dosa akan menimbulkan ketenangan dan keyakinan bahwa sebuah amanah dahwah dapat berjalan dengan baik. Pemimpin harus tsiqoh bahwa anggota dapat menjalankan amanahnya dengan baik dan anggota pun tsiqoh bahwa posisi dan tanggungjawab yang diberikan pemimpin padanya adalah untuk kemaslahatan. Syuro dilakukan secara bersama-sama antara pemipin dan anggota sehingga keputusannya dapat dijalani dengan sukarela tanpa keterpaksaan.
Promosi Penempatan di Jalan Dakwah
- Menjawab pertanyaan : mengapa kami di sini? Untuk siapa kami lakukan? Dan apa yang kami kehendaki dengan amal ini?
- Menunaikan tugas yang diembankan dengan sebaik-baiknya.
- Membiasakan diri untuk menunjukkan keahlian dan memperkenalkannya dengan baik kepada pemimpin dan saudara di jalan dakwah.
- Berterus terang jika ada permasalahan terkait dakwah.
- Selalu berharap kepada Allh dengan berdoa’, sholat agar waktu mulia dikaruniakan amal shalih yang mendekatkan kepada-Nya.
BACA JUGA:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you for visiting my blog :)