BEGINILAH
JALAN DAKWAH MENGAJARKAN KAMI
Penulis
Buku : Muhammad Lili Nur
Aulia
Penerbit
: Pustaka da’watuna
Tahun
Terbit : Cetakan VIII,
Februari 2016
Jumlah
Halaman : xvi+156 hlm
“Untuk saudara-saudara kami di Jalan dakwah. Buku ini adalah catatan kecil dari perjalanan panjang kita. Agar kita lebih merasakan kesyukuran dan ketundukan kepada Allah swt atas karunia-Nya kita berada dalam kebersamaan di sini. Berbahagialah dan berbanggalah karena Allah telah mengistimewakan kita menerima nikmat berjamaah dan ini adalah karunai terbaik yang kita terima setelah karunia keimanan kepada allah swt. Karunia yang tidak kita dapat Karena nasab, status, harta, maupun ilmu tapi semata-mata karena karunia Allah swt Yang Maha Rahmah, Yang menuntun langkah kita hingga sampai di sini,di jalan ini, pada detik ini” -Dikutip dari buku Beginilah Jalan Dakwah Mengajarkan Kami
BAB 1: DARI SINI KAMI
MEMULAI
Mengapa berada di jalan
dakwah?
Sesungguhnya
jalan dakwah adalah kebutuhan umat Muslim, sebagai penyangga kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Para penyebar dakwah akan mendapatkan pahala yang terus
menerus hingga kiamat tiba.
“Barang siapa mengajak
kepada petunjuk Allah, maka ia akan mendapat pahala yang sama seperti jumlah
pahala orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikit pun oleh pahala mereka.”
(HR. Muslim)
Dengan
dakwah, Allah swt akan menurunkan rahmat dan karunianya.
“Sesungguhnya Allah, para malaikat, semut yang
ada di dalam lubangnya, bahkan ikan yang ada di lautan akan berdo’a untuk orang
yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. Tirmidzi)
Selain itu, dakwah menjadi penghalang turunnya adzab Allah (QS. Al-A’raf 164-165)
Ada
tiga kelompok manusia dalam dakwah yaitu kelompok penyeru dakwah yang shalih,
kelompok shalihin tapi tidak menyerukan dakwah, serta orang-orang yang
mengingkari dakwah.,
Teman-teman pilihan
Arrafiiq qabla thariiq,
memilih teman harus didahulukan sebelum memulai perjalanan. Dalam perjalanan
dakwah, diperlukan syarat Ar rafiiq ash shaalih (teman yang baik).
"Sesungguhnya orang itu tergantung pada
agama temannya. Dan seseorang tidak dikenal kecuali dengan melihat siapa
temannya” (Ihya Ulumuddin 2/202).
Perjalanan dakwah penuh dengan ujian,
cobaan, fitnah dan godaan yang menyeleksi kami dan saudara-saudara kami.
Sehingga akhirnya, kami mendapati saudara-saudara kami yang insyaAllah mereka
siap untuk saling bantu mewujudkan cita-cita perjalanan dakwah.
Amal Jama’i
Amal
jamai merupakan suatu pekerjaan secara berjamaah, tidak sendiri-sendiri, dan
saling membantu unutk tujuan tertentu. QS. AL-Anfal 73 menerangkan bahwa jika
kami tidak saling bantu dan mendukung, sebagaimana yang dilakukan orang-orang
kafir, pasti fitnah dan kerusakan akan merajalela. Mereka bersatu sementara
kita saling meninggalkan.
Tandzim atau organisasi dakwah adalah mutlak dan
merupakan kebutuhan mendesak. Karena kebaikan yang tidak terorganisir dengan
baik akan sangat mudah dikalahkan dengan kebatilan yang terorganisir dengan
baik. Ia butuh pemimpin yang bertanggungjawab, pasukan dan anggota yang taat,
peraturan yang mengikat, batas-batas tanggung jawab dan kewajiban, tujuan dan
sarana untuk merelealisasikan tujuan tersebut.
Kebutuhan akan pemimpin
Syarat
dalam perjalanan dakwah salah satunya adalah adanya pemimpin. Al Ghazali
mengatakan:
"Hendaknya suatu perjalanan
dipimpin oleh orang yang paling baik akhlaknya, paling lembut dengan teman2nya,
paling mudah terketuk hatinya dan paling mungkin dimintakan persetujuannnya
untuk urusan penting. Seorang pemimpin dibutuhkan karena pandangannya yang
beragam untuk menentukan arah perjalanan dan kemaslahatan perjalanan. Tidak ada
keteraturan tanpa kesatuan pengaturan. Tidak ada kerusakan kecuali karena
banyaknya pengaturan. Alam ini menjdai teratur karena Pengatur alam semesta ini
adalah satu.” (Ihya Ulumuddin 2/202)
Apabila
syuro telah berlangsung dan keputusan telah diambil, apapun keputusannya itulah
yang akan dilaksanakan. Keputusan syuro tidak pernah salah. Kalaupun syuro
tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan maka syuro kembali yang akan
menindaklanjutinya. Demikianlah, perjalanan ini memerlukan pemimpin. Dan hasil
syuro yang telah diputuskan oleh pemimpin, mengikat kami untuk saling dukung
dan kami laksanakan.
Jalan ini, miniatur
perjalanan sesungguhnya
Jiwa
toleran adalah salah satu perjalanan berharga yang kami petik dari jalan
dakwah, karena setiap insan dilahirkan berbeda karakter dan sifatnya. Toleran
membuat manusia bisa saling memahami satu sama lainnya, sehingga perbedaan
pendapat, perselisihan, ketidaknyamaan dan ketidaksukaan tidak menimbulkan
perpecahan.
Rasulullah bersabda: “Jika
ada seseorang mencacimu dan menghinamu dengan sesuatu yang ia ketahui ada pada
dirimu, maka janganlah kamu melakukan hal yang sama lantaran ada hal yang sama
yang engkau ketahui ada padanya. Karena dengan demikian engkau akan mendapatkan
pahala. Dan ia mendapatkan dosanya. Dan janganlah engkau mencaci seseorang
pun.” (Al Haadits Shahihah, Albani 770)
Tiga Karakter Penempuh
Perjalanan
Jalan
dakwah adalah jalan yang dijauhi oleh orang-orang yang selalu dibalut
kekhawatiran tentang masa depan keduniaannya. Jalan yang membuat orang-orang
jahil merasa heran, mengapa kita mau dan bisa bertahan di atas jalan ini.
Ibnul Qoyyim Al Jauziyah rahimahullah menyebutkan bahwa di jalan ini,
setidaknya ada tiga kelompok manusia, sebagaimana juga disebutkan dalam Al
Qur’an.
1. Zaalimun
li nafsihi, adalah orang-orang yang lalai mempersiapkan bekal
perjalanan. Mereka enggan untuk mengumpulkan apa-apa yang bisa membuatnya
sampai ke tujuan.
2. Muqtashid,
adalah mereka mengambil bekal secukupnya saja untuk bisa sampai ke tujuan
perjalanan. Mereka tidak memperhitungkan bekal apa yang harus dimiliki dan
mereka bawa jika ternyata mereka harus menghadapi situasi tertentu, yang
menyulitkan perjalanannya. Jika mereka sampai ke ujung perjalanan ini, mereka
sebenarnya tetap merugi karena luput dari perniagaan yang bisa menguntungkan
mereka karena barang dagangan mereka pas-pasan dan secukupnya saja.
3. Saabiqun
bil khairaat, yakni orang-orang yang obsesinya adalah
untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Mereka membawa perbekalan dan barang
dagangan yang lebih dari cukup karena akan memberikan keuntungan yang besar.
READ MORE:
:') syukron ukh... mjd reminder bgts ini
BalasHapus