Aku sering menjadi tempat bercerita, tempat berkeluh kesah bagi mereka, atau bahkan sekadar menjadi teman dalam obrolan2 ringan seperti biasa. Entah, aku sendiri tak tau penyebabnya. I have no problem with that, hanya saja heran mengapa banyak orang yang rela membagi ceritanya. Entah bagaimana pandangan mereka terhadapku, hingga mereka mempercayakan beberapa potong kisahnya untuk dibagikan kepadaku.
Aku menyadari bahwa aku bukan pendengar yang baik, bahkan seringkali aku hanya diam tanpa solusi. Karena aku tau, tak semua orang butuh pemecahan masalah. Mereka hanya ingin mencari pendengar, mereka hanya ingin mencari tempat untuk menumpahkan apapun yang sekiranya tak mampu ditampung lagi. Mereka ingin meluapkan segala hal yang bisa dibagi. Agar sedikit ringan beban di hati.
Aku beberapa kali menerima tumpahan cerita dari dua sisi. Sisi-sisi yang saling berselisih, ataupun sisi yang memang sedikit mengalami kendala perihal sesuatu. Aku hanya mendengarkan mereka berbicara, sesekali melontarkan kata iya, iya, dan secuil kata lainnya. (Dan mungkin tidak membantu, aku tak tau).
Ada yang pernah meminta saranku, dan aku harus memahami posisi mereka, letak permasalahannya di mana. Agar aku bisa memberikan "saran" yang sedikit "tepat" tanpa terlalu merugikan salah satu pihak. - Ah, siapalah aku? Aku hanyalah orang yang belum pantas memberikan saran. Tepatnya, berbagi sedikit perasaan dan bertukar pikiran.
Dan teruntuk orang-orang yang aku hormati yang meminta sedikit bantuan, aku hanya bisa bertindak semampuku.
Aku sama sekali tak pernah keberatan menjadi pendengar setia. Karena mungkin mereka memang membutuhkan seseorang yang mau merahasiakan kisahnya, atau seseorang yang mau menjadi wadah keluh kesah. Tempat berbagi "pundak" jika mereka sedang tidak sekuat biasa.
Namun dari sini aku belajar bagaimana menyikapi sesuatu. Belajar dari beberapa kisah mereka, ternyata membuatku untuk mencoba sedikit lebih bijak dari sebelumnya, meskipun sampai saat ini aku bukanlah orang yang bijak dan masih terus belajar. Menjadi lebih hati-hati dalam berfikir dan bertindak.
Setidaknya, kisah orang lain pun bisa menjadi pembelajaran. Tak selalu kisah sendiri, karena setiap detik perjalanan sendiri memang selalu ada yang bisa dipelajari.
Yogyakarta, 28112021