Hari ini, aku belajar dari sebuah kekalahan.
Seperti perlombaan, kita memang harus
menyiapkan keikhlasan dan kerelaan hati
jika hal-hal yang kita upayakan tidak teraminkan.
Jika doa yang paling kita seriuskan tidak terkabulkan.
Agar tidak terlalu kecewa pada sebuah hasil
yang tidak kita harapkan.
Tidak perlu sibuk mencari kesalahan orang lain
untuk menutupi ketidakberhasilan kita.
Karena ada begitu banyak sebab-sebab kekalahan.
.
Meski memang,
beberapa kali kejujuran tidak sanggup melawan
"kecurangan".
itu kan katamu.
Namun, apakah kita memang lebih baik dari mereka
Apakah kau yakin lebih jujur dari mereka
yang kau anggap menang karena kecurangan?
itu yang perlu digarisbawahi.
Aku tidak ingin fokus pada hal-hal yang tidak terlihat,
apalagi keburukan seseorang.
namun aku benar-benar ingin bertanya:
Apakah kau yakin lebih baik?
Tanyakan pada hati kecilmu itu.
Jawabannya, hanya kau yang tahu.
Bukankah kita juga harus introspeksi diri?
Mengapa kemenangan tak berpihak pada kita?
Mengapa orang yang kau pandang buruk,
justru kebaikan berpihak padanya?
Bisa jadi, kita lebih buruk dari mereka
dan
kebaikan mereka lebih dari kita.
Hanya saja kita terlalu fokus pada keburukannya.
atau...
Mungkin sama saja,
keburukan terlalu fokus pada kita.
Sehingga tak ada kebaikan sedikitpun yang nampak
pada matanya.
Sama kan?
Sama-sama terlalu fokus pada keburukan orang lain,
Sama-sama menutup kebaikan agar tak terlihat.
Ternyata kita sama saja.
Nah kan, kita berburuk sangka lagi.
Memang, mungkin kita yang memang lebih buruk.
Hanya saja kita tak menyadarinya.
Hal-hal kecil inilah yang terkadang menenggelamkan diri.
Memang, pilihan yang lebih baik adalah introspeksi
dan memperbaiki diri.
Menerima segala kekalahan dengan keikhlasan.
Hilangkan kebencian dan kesombongan dari hati,
Bersihkan fikiran dari hal-hal negatif
agar kembali netral.
Agar bisa menilai segala sesuatu dengan fair.
Bukan karena personalnya.
Agar tidak standar ganda.
26102021-08:46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you for visiting my blog :)