Kamu telah terbebas dari masa dimana kamu harus benar-benar ditopang oleh orang-orang sekelilingmu. Berbagi kebaikan, meski hanya sekelebat. Masa itu telah lewat, meninggalkan dirimu pada jalan yang semestinya. Semua pilihan kini berada dalam genggamanmu. Apakah kamu akan menjadi orang-orang yang kalah karena waktu? atau terus melangkah dalam satu arah? Sekali lagi, menyerah bukan pilihan yang tepat. Kamu harus berjalan- oh, setidaknya berdiri- meski pijakanmu terlalu rapuh. Berharap ada peluang, meski kau tak tau kapan peluang itu datang.
Pertolongan mungkin akan datang padamu. Suatu waktu, ketika Tuhan tau bahwa kau yakin tak mampu. Karena Tuhan tak pernah memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hamba-Nya. Namun, ada kalanya ketika kamu merasa bimbang dan hanya ingin bersembunyi dari kumpulan orang-orang. Meredam hati yang bergejolak karena keadaan tak sesuai dengan harapan. Memendam keinginan karena situasi yang tidak memungkinkan. Menata kembali iman sendiri yang dirobohkan berkali-kali dalam lingkungan yang sulit menerima perbaikan (dan perbedaan).
"Tak mengapa, kau sudah berusaha sekeras itu, dan dirimu tau". Begitulah suara yang selalu muncul pada telingamu.
Beberapa kali, entah dengan sengaja atau tidak, beberapa titik terang menghampirimu. Namun, dirimu memilih untuk menerimanya sendiri tanpa berbagi, setidaknya untuk saat ini. "Asing", mungkin itulah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan dirimu saat ini. Bahkan bertanya-tanya, kemana dirimu yang dulu pernah memilih jalan kebaikan?
Berdiam diri, memahami situasi. Mungkin cara inilah yang tepat untuk saat ini.
Kini, dirimu sedang berada dalam keadaan selemah-lemahnya.
.
.
.
Kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you for visiting my blog :)